Saturday, January 1, 2022

Tahun-Tahun Terberat Melawan COVID-19


Mari bersepakat bahwa tahun 2021 merupakan tahun terberat dalam menghadapi pandemi COVID-19. Pandemi ini secara nyata telah memukul semua sendi kehidupan umat manusia. Pandemi ini tidak hanya merenggut jutaan korban jiwa, tapi juga ‘sukses’ menghancurkan sektor-sektor perekonomian semua negara, membuat berjuta-juta orang kehilangan pekerjaan, memantik api inflasi, dan memperberat beban hidup banyak orang dari kelas sosial apapun.

 

Tahun 2021 menjadi tahun refleksi untuk melihat seberapa parah dampak pandemi ini serta langkah-langkah apa yang bisa kita lakukan untuk ‘berdamai’ dengan pagebluk ini. Kita patut bersyukur, para ilmuwan kesehatan telah berhasil membuat vaksin COVID-19. Meski diiringi banyak perdebatan soal kapabilitas dan keamanan vaksin, setidaknya, umat manusia telah menunjukkan ikhtiar-upayanya untuk mencari solusi konkrit mengatasi wabah.

 

Masyarakat awam, meski diterpa beragam info HOAX, pada akhirnya ‘luluh’ dan mau mengikuti program vaksinasi massal. Meski tidak semua masyarakat berkenan, tapi setidaknya, masyarakat sudah mau berikhtiar-berupaya untuk mencegah dampak pandemi yang lebih parah lagi.

 

Blog ini juga sempat hiatus selama tahun 2021 tersebut. Perlu waktu yang tidak sebentar untuk kembali menemukan momentum, motivasi, dan (yang terpenting) waktu luang untuk kembali menulis di blog. Karenanya, tulisan-tulisan di blog ini yang berangka tahun 2021, sebenarnya ditulis pada tahun 2022. Dan semua artikel yang diposting tahun 2021 akan saya tambahi keterangan ‘backdate’.

 

Semua itu bertujuan agar tahun 2021 tidak hilang/kosong dari timeline blog ini. Karena, meski sempat hiatus, pada tahun 2021 tersebut sebenarnya ada banyak ide menulis—yang semestinya bisa segera saya posting pada saat itu juga.


Well, mari kita berharap, pandemi COVID-19 ini bisa segera teratasi seluruhnya dan umat manusia bisa kembali memulihkan semua sendi kehidupannya seperti sediakala. Tentu saja, kita semua juga berharap, pandemi ini tidak akan terjadi lagi. Untuk itulah, kita harus menjadikan pandemi ini sebagai bentuk pembelajaran agung dari semesta agar peradaban manusia semakin arif, maju, makmur, namun tidak abai pada Kuasa Tuhan dalam menata alam semesta ini.[]


-backdate-

January 01, 2022Benny Prastawa