Sunday, July 1, 2018

Cerita-Cerita Anak yang Berkesan


Saat saya SD, salah satu ruangan di rumah saya pernah dijadikan perpustakaan anak. Karena masih kecil, saya tidak terlalu paham bagaimana proses kerjasama pendirian perpustakaan itu. Yang saya tahu, pihak sponsor perpustakaan berasal dari SD tempat ayah saya bekerja. Boleh jadi, karena SD ayah tidak memiliki cukup ruang untuk perpustakaan, buku-buku dari sponsor perpustakaan itu dialihkan ke rumah saya.

Lusinan buku pun dimasukkan ke dalam sebuah ruangan kosong di rumah saya. Ruangan itu terletak di samping teras rumah dan jarang dipakai. Karenanya, ruangan itu cukup strategis untuk dijadikan perpustakaan anak. Anak-anak sepantaran saya banyak yang berkunjung untuk meminjam buku. Kebanyakan mereka adalah anak-anak dari kampung lain yang notabene adalah murid ayah saya juga. Sementara anak-anak dari kampung saya sendiri hanya sedikit yang berkunjung. Itu pun hanya anak-anak tetangga yang kebetulan mampir.

Bagi saya, keberadaan perpustakaan itu menjadi berkah yang luar biasa. Buku-buku yang disajikan sponsor perpustakaan merupakan buku-buku berkualitas yang belum pernah saya jumpai di perpustakaan sekolah. Di antara deretan buku itu, saya hanya mengenali majalah Bobo karena ibu saya pernah membelikannya. Selebihnya, ada banyak buku-buku ensiklopedia, sains, kumpulan fabel, dan pengetahuan populer yang menggunung di ruang perpustakaan.

Sebagian buku ada yang bersampul tebal (hard cover) lengkap dengan gambar-gambar kartun berwarna yang lucu. Buku-buku itu sangat layak dan cocok dibaca oleh anak-anak seusia saya. Saya merasa beruntung bisa membaca buku-buku itu karena dari tampilan luarnya, saya tahu buku-buku itu terlalu mahal untuk dibeli secara pribadi.

Perpustakaan anak di rumah saya itu pula yang menjadi katalisator pendongkrak minat baca saya. Meski ada banyak pilihan buku di perpustakaan anak itu, favorit saya tetap deretan cerita-cerita pendek (cerpen) dari majalah Bobo. Dari sekian banyak cerpen Bobo yang sudah saya baca, ada segelintir cerpen yang ceritanya begitu berkesan dan tetap mengendap di otak saya hingga kini.

* * *

1. Jambu Bangkok Milik Kakek
Menceritakan seorang anak laki-laki yang bersimpati pada tetangganya, seorang kakek-kakek pemilik pohon jambu, yang berkali-kali menjadi korban pencurian jambu. Si Kakek sebenarnya tidak terlalu mempersoalkan pencurian itu, tapi ulah pelakunya yang serampangan menyebabkan banyak buah jambu mentah yang masih kecil berguguran.

Si anak laki-laki pun berinisiatif membantu Kakek membereskan pencuri jambu itu dengan kecerdasannya merangkai kaleng-kaleng susu bekas untuk menakut-nakuti si pencuri.


2. Korespondensi dengan Si Pencuri
Cerpen paling kreatif dan unik yang pernah saya baca. Meski sempat bingung dengan arti kata "korespondensi", saya tetap paham maksud ceritanya. Cerpen ini berkisah tentang seorang anak yang baru pindah rumah. Si anak beruntung karena di halaman rumah barunya ada pohon belimbing yang tengah ranum.


Sayangnya, keinginan si anak untuk menikmati belimbing itu terganggu ulah pencuri belimbing misterius. Si anak kemudian menulisi surat peringatan yang digantung di pohon belimbing itu. 

Ternyata, si pencuri tidak jera, alih-alih ia malah membalas surat ancaman itu. Maka, terjadilah aksi balas membalas surat yang seru antara si anak yang menjadi korban dan pelaku pencurian.

Ending cerpen ini menarik sekaligus menyentuh karena pelaku pencurian adalah teman dekat si anak yang baru pindah itu. Belimbing yang dicuri pun dipakai untuk mengobati tetangga yang sedang sakit keras. Benar-benar perpaduan cerita detektif dan drama yang keren.


3. Kacamata UFO
Karena setelah dewasa saya memakai kacamata (saat bocah mata saya belum minus) mau tak mau saya jadi teringat cerpen ini. Cerpen Kacamata UFO bercerita tentang seorang anak berkacamata yang menjadi korban kejahilan teman sekelasnya. Si Anak berkacamata sering diolok-olok karena bentuk kacamatanya yang lebih mirip kacamata Alien. Jadilah dia dijuluki "Kacamata UFO". Suatu kali, kacamata Si Anak diambil dan dijadikan bahan bercandaan oleh temannya yang jahil. Malangnya, kacamata itu terjatuh dan pecah berkeping-keping. Si Anak sangat sedih karena tahu orangtuanya yang pas-pasan tidak mungkin bisa membelikannya dalam waktu dekat.


Malam setelah kejadian itu, teman Si Anak yang telah memecahkan kacamata bermimpi didatangi alien. Ia diancam akan disakiti karena telah merusak kacamata Si Anak. Dalam mimpinya, ia digiring masuk ke pesawat UFO yang bentuknya mirip kacamata yang telah dipecahkannya.

Keesokan harinya, pelaku pemecahan kacamata merasa jera. Ia pun menggalang dana dari seluruh siswa di sekolahnya untuk membelikan kacamata baru untuk Si Anak. Pada akhirnya, pelaku pemecahan kacamata tidak jahil lagi, dan mereka menjadi teman baik. Si Anak juga berterima kasih karena sudah memiliki kacamata baru.

Nilai-nilai persahabatan sangat kental di cerpen ini. Meski ceritanya sederhana, pemilihan bahasa cerpen sangat menarik sehingga bisa menimbulkan kesan yang membekas di ingatan saya. Belum lagi pesan moral tentang rasa tanggung jawab dan empati kepada korban bullying di sekolah, sangat cocok dengan kehidupan anak-anak sekolah yang lekat dengan kasus semacam itu.


4. Kenapa Mesti Om Jali
Cerpen ini bercerita tentang seorang anak yang bertetangga dengan Om Jali. Di mata Si Anak, Om Jali adalah sosok tetangga yang baik, ramah, dan senang memberi hadiah. Si Anak sering ditraktir makan atau sekedar jalan-jalan dengan mobil Om Jali. Mobil Om Jali keren dan sering berganti-ganti. Awalnya, Si Anak tidak menaruh curiga karena Om Jali bekerja di perusahaan mobil, sehingga wajar jika dia sering berganti mobil. Sampai suatu kali ketika Si Anak dan temannya ditraktir jalan-jalan dengan mobil, teman Si Anak mendapati kejanggalan pada mobil Om Jali yang ditumpangi.


Benar saja, selang beberapa waktu kemudian, Om Jali menghilang dan tidak pernah pulang ke rumah. Si Anak melihat langsung bagaimana polisi membawa Om Jali beserta komplotannya. Si Anak pun menyesal, dan dengan naif meratap "Kenapa mesti Om Jali..."

Bagian ending inilah yang paling menarik karena semua orang baik di mata kita belum tentu akan selamanya begitu. Setiap manusia pasti memiliki sisi baik dan sisi buruk dengan periodenya masing-masing sepanjang hidupnya.


5. Wangi di Senja Hari
Berkisah tentang seorang bocah penakut yang disuruh ibunya membelikan sabun ke warung. Karena warung dekat rumahnya tutup, Si Bocah harus membeli sabun di warung lain yang berada di kampung sebelah. Si Bocah pun mengayuh sepeda dengan sejumput rasa takut melihat penampakan. Sepanjang perjalanan pulang dari warung, Si Bocah dibuntuti bau harum misterius yang disangkanya sebagai bau hantu. Bau harum itu membuatnya terbirit-birit mengayuh sepeda sampai ke rumah. Tak dinyana, bau harum itu berasal dari sabun yang baru saja dibelinya sendiri. Kocaknya...


Jika cerpen Korespondensi dengan Si Pencuri memadukan cerita detektif dan drama, cerpen Wangi di Senja Hari memadukan horor dan humor. Cerdas.

***

Demikian, beberapa cerpen anak yang saya baca belasan tahun lalu, saat saya masih bocah, namun ingatan saya pada alur cerita tetap berkesan. Di tengah guyuran candu gadget yang menjangkiti anak-anak masa kini, ingin rasanya saya melihat lebih banyak anak yang menghabiskan waktunya untuk membaca cerita-cerita anak dan akrab dengan buku. Karena bagaimanapun, gadget tidak akan bisa mengajarkan moral dan etika sopan santun. Dan tanggungjawab orangtualah yang harus mengenalkan anak pada nilai-nilai kehidupan yang baik.