“Bagaimana caranya menjadi ‘Pahlawan’?
Belajarlah, untuk tidak melulu memikirkan dirimu sendiri.”
(Benny Prastawa)
Akhir 2014 lalu, saya diwisuda. Saat itu, saya
tidak tahu harus merasakan apa. Bangga, haru, senang, atau malah—biasa saja. Sejujurnya,
saya jauh lebih lega dan bangga saat saya berhasil menyelesaikan skripsi dengan
segala hiruk-pikuk revisinya. Alih-alih bangga, saya malah merasa biasa saja saat
memakai toga dan mengenakan ‘jubah kebesaran’ (ya, kebesaran dalam artian yang
sebenarnya).
Atas pencapaian itu, saya merasa perlu berterima
kasih pada “mereka”. Selama 4,5 tahun menempuh studi di perguruan tinggi, “mereka”
sering mengentaskan saya dari situasi yang serba sulit. Boleh jadi, kita sering
memandang “mereka” sebelah mata. Kita sering mengabaikan “mereka”, bahkan menganggap
remeh pekerjaannya hanya karena status profesi atau pendapatan yang kecil. Padahal,
peranan “mereka” sangat vital dalam lika-liku kehidupan para mahasiswa di
kampus. Jika bukan karena pertolongan “mereka”, saya dan para mahasiswa di
planet ini tidak akan pernah ‘melihat matahari’.
Saya menyebutnya para “UNSUNG HERO”.
Berikut ini, saya tuliskan 19 orang atau pihak
yang ikut berjasa melancarkan kuliah saya. “Mereka”, yang seharusnya tertulis di
halaman kata pengantar skripsi saya—jika bukan karena batasan halaman dan
persoalan regulasi.
* * *
(1)
Terima kasih kepada Mas-Mas Fotokopi yang
telah membantu saya dalam menggandakan jodoh berbagai macam dokumen penting
seperti handout, tugas, makalah, dan ratusan
lembar skripsi saya. Sebegitu pentingnya peranan kalian sampai saya harus
menempatkan kalian di posisi teratas.
(2)
Terima kasih kepada Ibuk-Ibuk Pemilik Warung Makan
yang sudah mencukupi gizi saya selama kuliah. Berkat kalian, saya terhindar
dari malnutrisi dan busung lapar. Entah apa jadinya seorang lajang yang tak bisa
masak seperti saya, tanpa kehadiran warung makan kalian.
(3)
Terima kasih kepada Guru-Guru SD saya yang
telah mengajari saya baca-tulis-hitung. Tanpa kalian, mungkin saya sudah terasing
dari peradaban dan meringkuk di Rumah Sakit Ghrasia,
di Sleman.
(4)
Terima kasih kepada Mas-Mbak Karyawan PT. ABDI
Yogyakarta. Berkat ‘gadget’ dari kalian, saya bisa nyambung saat sidang
dan ngobrol dengan dosen.
(5)
Terima kasih kepada Mamang Tukang Cukur yang telah
sabar menghadapi rambut saya yang senewen.
Karena jasa kalian, saya bisa tampil modis dan gaya, layaknya mas-mas di poster
Top Collection.
(6)
Terima kasih kepada para Muadzin di masjid-masjid
yang telah membantu mengingatkan saya perihal waktu sholat.
(7)
Terima kasih secara khusus saya sampaikan kepada Mas-Mas
Penungu Warung Burjo. Berkat kalian, saya tidak harus mlarat-mlarat ke McD, KFC, Starbuck dan restoran cepat saji lainnya
saat lapak ibuk-ibuk tutup.
(8)
Terima kasih kepada Bapak Kos yang telah
memberi saya ruang kecil untuk nunut
ngiyup. Semoga kos-kosannya tidak banjir lagi.
(9)
Oh iya, terima kasih juga kepada para Kuli
Bangunan yang rela berpeluh-peluh membangun dan merenovasi kampus saya
tercinta. Berkat para kuli, saya bisa
kuli-ah. Semoga Tuhan membalas kalian
dengan pahala jariyah.
(10)
Terima kasih kepada Para Tukang yang telah
memasang jamban. Apapun modelnya (jongkok, duduk, atau berdiri), keberadaan
kalian telah menyelamatkan milyaran orang dari sembelit dan pandemi penyakit,
tak terkecuali saya dan segenap warga kampus lainnya.
(11)
Terima kasih kepada para Penjual Pulsa yang telah
menyediakan pulsa dan paket internet. Kalian tahu, anak muda sekarang butuh pulsa
layaknya pasien ICU butuh oksigen.
(12)
Terima kasih kepada Para Montir yang rela membuka
bengkelnya hingga larut malam. Maafkan saya jika sering merepotkan kalian saat
minta ‘isi angin’ karena uang yang saya bayarkan terlalu ‘kejam’ yang bahkan tidak
mencukupi untuk membeli coffeemix di warung
burjo.
(13)
Terima kasih kepada para Penjual Buku di Kompleks Taman Pintar
yang telah membantu melengkapi referensi skripsi saya. Saya banyak belajar
tentang sikap qana’ah, tawadhu, dan filsafat narimo ing pandum dari kalian.
(14)
Terima kasih kepada para Pembuat Es Batu. Karena es
kalianlah, segala jenis teh dan jus yang saya minum menjadi lebih nikmat. Saat
cuaca terik, es batu kalian sangat membantu.
(15)
Terima kasih kepada Mas-Mas Tukang Parkir yang
setia menjaga motor saya selama diparkir di kampus. Maafkan, jika kalian mendapati
keteledoran saya dalam memarkir motor sehingga tampak amburadul.
(16)
Terima kasih kepada Mas dan Mbak Penjaga Warnet Kampus.
Kalian membantu saya mendapat hiburan dan pencerahan dari internet. Maaf jika
saya sering datang larut malam atau pagi-pagi buta. Untung kalian belum kawin, sehingga
tidak perlu cemas dipisuhi pasangan jika
kalian mendapat shift malam.
(17)
Terima kasih kepada para Penjual Koran yang membantu
saya mencari informasi yang teraktual.
(18)
Terima kasih kepada para Pengamen Angklung di Lampu Merah.
Keberadaan kalian sering menghibur saya di tengah cuaca terik dan situasi mood yang tidak menentu.
(19)
Terima kasih kepada Mas-Mbak Alumni yang skripsi dan tesisnya saya jadikan bahan untuk membantu skripsi saya. Tulisan-tulisan kalian adalah 'Warisan Paling Berharga' yang akan menolong adik-adik kelas kalian yang hilang arah karena skripsi.
* * *
Itulah para unsung hero yang
telah berjasa mengantarkan saya menjadi sarjana. Dalam hal ini, saya merasa sangat berhutang budi pada mereka. Entah bagaimana saya bisa
membalas semua jasa baik mereka. Di tulisan
ini, saya hanya bisa mendoakan, semoga Tuhan Yang Maha Pengasih berkenan memberi
mereka umur dan penghidupan yang penuh berkah, melapangkan rezekinya, dan memudahkan
segala urusannya, Aamiin.